CIRI CIRI LAKI LAKI YANG SUKA BERBOHONG..!

0 komentar


"Gugup atau salah tingkah. Jadi ada gerakan-gerakan yang nggak biasa. Bisa juga jadi banyak alasan ini itu saat ditanya lebih jauh." (Faisal)

"Biasanya tidak berani menatap mata lawan bicara, bicaranya menjadi cepat seperti mau menyudahi kalimat, berusaha mengalihkan pembicaraan, dan berusaha terlihat santai tapi terlihat dibuat-buat." (Sanji)

"Menurut gue, si cowok nggak bakal berani lama-lama menatap mata pacar atau istrinya ketika beragumentasi. Bisa juga dari cara bicaranya yang biasanya jelas jadi terbata-bata ketika diajak berbicara, dan mungkin menjadi emosi ketika ditanya. Dari situ udah bisa ditebak kalau cowok itu lagi bohong." (Ferdinand)

"Biasanya akan ada keanehan dengan kebiasaan si pacar/suami. Lalu kalo ditanya akan sedikit gagap jawabnya, atau memberikan alasan yang kurang masuk akal." (Labo)

"Well, sebenarnya cowok paling susah untuk bohong, tapi cara paling mudah mengenalinya adalah dengan melihat langsung ke matanya. We could not stand to lie in front of a woman we love. Kita mungkin berbohong pada awalnya, tapi bagaimana pun nggak akan bisa bohong dalam waktu lama, karena it's killing us. Jadi, kalau mau tau dia bohong atau nggak, langsung aja tanya. Tanpa tuduhan atau tekanan apa pun, tanya aja. Kuncinya komunikasi." (Wisnu)

"Gampaaang! Lihat aja handphone-nya. Kalau memang dia suka bohong, pasti nggak berani kasih liat handphone-nya ke cewek atau istrinya. Terus perhatiin aja, kalau dia bohong pasti jadi nggak perhatian sama pasangannya." (Dede)

HEMBUSAN NAFAS TERAKHIR SOEKARNO SEBELUM AJAL DATANG

0 komentar

HEMBUSAN NAFAS TERAKHIR SOEKARNO


Hari ini, tepat 43 tahun lalu, Presiden Pertama Republik Indonesia Soekarno, meninggal dunia. Haul Soekarno selalu disambut dengan doa dan tahlilan para Soekarnois. Tahun ini, ribuan warga Blitar menggelar tumpeng sepanjang 2 km di Istana Gebang. Tempat itu merupakan rumah masa kecil Soekarno.

Sayangnya kematian Soekarno tak seindah jasanya memerdekakan negeri ini.

Soekarno meninggal dalam ruang perawatan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat. Komplikasi ginjal, gagal jantung, sesak napas dan rematik mengalahkan tubuhnya. Semangatnya sudah hilang bertahun-tahun lalu lalu saat Jenderal Soeharto menahannya di Wisma Yasoo. 

Soekarno diasingkan dari rakyat yang dicintainya. Bahkan keluarga sendiri dipersulit jika mau menjenguk. Dengan cepat kesehatannya menurun. Soekarno menjadi linglung dan suka bicara sendiri. 

Pengamanan terhadap Soekarno diperketat. Alat sadap dipasang di setiap sudut rumah. Rupanya singa tua sakit-sakitan dalam sangkar berlapis ini masih menakutkan bagi Jenderal Soeharto.

Puncaknya, Soekarno dilarikan dari Wisma Yasoo tanggal 16 Juni 1970 dalam kondisi sekarat. Dia ditempatkan dalam sebuah kamar dengan penjagaan berlapis di lorong-lorong Rumah Sakit. Hal itu diceritakan dalam buku 'Hari-hari Terakhir Soekarno' yang ditulis Peter Kasenda dan diterbitkan Komunitas Bambu.

Kondisi Soekarno terus memburuk. Pukul 20.30 WIB, Sabtu 20 Juni 1970, kesadaran Soekarno menurun. Minggu dini hari, Soekarno tak sadar dan koma.

Dokter Mahar Mardjono sadar ini mungkin detik-detik terakhir hidup Putra Sang Fajar itu. Dia kemudian menghubungi anak-anak Soekarno. Meminta mereka segera datang.

Minggu, 21 Juni 1970, pukul 06.30 WIB, anak-anak Soekarno sudah berkumpul di RSPAD. Tampak Guntur, Megawati, Sukmawati, Guruh dan Rachmawati menunggu dengan tegang kabar ayah mereka.

Pukul 07.00 WIB, Dokter Mahar membuka pintu kamar. Anak-anak Soekarno menyerbu masuk ke ruang perawatan. Mereka memberondong Mahar dengan pertanyaan. Namun Mahar tak menjawab, dia hanya menggelengkan kepala.

Pukul tujuh lewat sedikit, suster mencabut selang makanan dan alat bantu pernapasan. Anak-anak Soekarno mengucapkan takbir. 

Megawati membisikkan kalimat syahadat ke telinga ayahnya. Soekarno mencoba mengikutinya. Namun kalimat itu tak selesai.

"Allaaaah..." bisik Soekarno pelan seiring nafasnya yang terakhir.

Tangis pecah. Pukul 07.07 WIB, seorang manusia bernama Soekarno kembali pada penciptanya. Berakhirlah tugasnya sebagai penyambung lidah rakyat Indonesia. 

Tapi kematian juga yang membebaskannya dari status tahanan rumah Orde Baru. Soekarno merdeka dari para pengawal, tembok-tembok tinggi, alat penyadap dan para interogrator. Soekarno telah bebas.

*****

Hari ini memperingati Haul Soekarno ke-43, tim merdeka.com mencoba menurunkan tulisan berseri tentang akhir hidup Soekarno. 

Redaksi mengirimkan wartawan kami Imam Mubarok ke Blitar untuk melakukan reportase langsung di Makam Bung Karno. 

Di Bogor, Ilham Kusmayadi menelusuri jejak Soekarno di Batutulis. Semantara Ahmad Baiquni mengunjungi Museum Satria Mandala, yang dulu dikenal dengan Wisma Yasoo.

Lalu ada Ramadhian Fadillah, Iqbal Fadil, Muhammad Taufik, Mardani, dan Hery Winarno yang berkutat dengan buku-buku dan mewawancarai nara sumber untuk melengkapi rangkaian kisah ini. Harapan kami, tulisan ini memperkaya pengetahuan pembaca tentang sosok Soekarno dan sejarah negeri ini yang jarang dikupas.